Sabtu, 18 Juli 2009

cerita hot!!!!!

CERITA SEKS GADIS CANTIK

Isi cerita dan akibat membaca cerita seks pembangkit nafsu diluar tanggung jawab pemilik website



--------------------------------------------------------------------------------


DAFTAR ISI CERITA SEKS

4 Lawan 1
Adin Tetanggaku
A Few Good Man
Anal Sex
Andi Yang Hebat
Asih Pembantuku
Asisten Gue
Bayar Hutang
Bercinta Dengan Adik Ipar
Bercinta Di Travel
Berdarmawisata Sex
Besanku, Kekasihku
Bibi Lintik
Bimbingan Belajar
Bleki Anjingku
Bulan Madu
Calon Asisten
Cerita Gue
Cewek Di Twenty One
Cut Keke
Derita Seorang Janda
Detik-Detik Perselingkuhan
Diana Haus Sex
Dikerjain Mbak Ambar
Di tepi Sungai Itu
Dosen Favorit
Elang 1
Elang 2
Elang 3a
Elang 3b
Elang : Masa Kecil
Fotografer Amatir
Gadis Bernama Lina
Gara-gara Dosen Killer
Gara-gara Ectasy
Garong
Greta
Hari Minggu Yang Indah
Hero Of The Day
Hitam Putih
Ibu Kost
Ibu Mertuaku Yang Pemarah
Incest
Istriku & Si Bule
Istriku Selingkuh
Istri Yang Tergoda
Kacungku Hypersex
Kekasihku
Kembaranku
Kenalan Membawa Nikmat
Kenanganku
Kerja Lembur
Kisah Ibu-Ibu
Last Hunter
Lia Dan Ibunya
Lust Hunter : Shade Of The Pyramids
Lust Hunter : Vendetta
Malam Panjang
Malam Spesial
Masa Pacaran
Maudi In Trouble
Mertuaku Kekasihku
Nafsu Wanita Muda
Nasabah Idolaku
Once In A Life Time
Paranormal Mesum
Pembantu Baru
Pengalamanku
Pengalaman Pertama
Permainan Gila
Perpisahan Murid Tersayang
Petualanganku
Pijat Nikmat
Pijatan Plus Obat Perangsang
Rahasia Berdua
Ray Tersayang
Reza
Rita Teman Chatku
Saat-saat Nikmat
Sakit Tapi Nikmat
Salam Perpisahan
Sales Girl
Saudara Kembar
Sekretarisku
Seks Pertama
Selingkuh Karena Internet
Selingkuh Nikmat
Sendiri Saja
Sengsara Membawa Nikmat
Shadow Of A Rapist
Si Boy Naik Parahyangan
Suster Binal
Tante Gue
Tante Ida
Tanteku
Tante Mira
Telepon Seru
Teman Kost
Teman Kostku
Tempat Kost
Tetanggaku
Tetangga-tetanggaku
Three Some
Tini
Trauma
Tukar Pasangan
Ulang Tahun
Vilani
Yang Pertama

--------------------------------------------------------------------------------

CARA MUDAH MENJADI PRIA PERKASA + CARA MEMPERBESAR PENIS ANDA



PERMAINAN OTAK - RASAKAN ORGASME TANPA BERCINTA - NARKOBA DIGITAL



MENINGKATKAN GAIRAH SEKS WANITA - JADIKAN ISTRI ATAU KEKASIH ANDA MAKIN GANAS DI RANJANG BERCINTA

--------------------------------------------------------------------------------








Tetangga-tetanggaku



Sungguh Toni tidak menduga, kalau mungkin hampir sepanjang dia tinggal di gang pak Amir kontrakan, dia akan mendapatkan sesuatu pengalaman yang mengasikkan. Mulanya Toni pindah di situ karena kontrakan itu tergolong baru, di pinggir sawah, dan walaupun di pinggir persawahan tapi letaknya sangat bagus dan dekat dengan pusat kota. Pada saat itu Toni memilih tempat paling ujung. Kebetulan pemandangannya bagus serta dekat dengan tempat jemur pakaian, di atas sebidang tanah di samping kontrakkan depan kamar Toni, persis dengan pinggir sawah. Lalu di belakang kontrakan ada pabrik roti yang mungkin ini kekurangan dari kontrakkan itu, yaitu ada suara diesel untuk listrik pabrik itu. Waktu masuk pertama, hanya ada beberapa keluarga saja yang ada.

Di depan ada sekitar 15 bedeng, dideretan Toni ada 16. Mulanya Toni tidak begitu memperhatikan tetangga-tetangganya, karena Toni selalu pulang malam. Maklum baru kerja di daerah Tangerang. Tapi sejak sore itu, Toni benar-benar dibuat kaget dan ketagihan. Sore itu Toni agak santai dan duduk di teras depan kamar, sambil menikmati pemandangan sawah. Saat itu kamar depan kamarnya terdengar pintu terbuka, dan Toni memandang seorang wanita dengan hanya mengenakan handuk terlilit, sambil menggepit ember berisi cucian. Yang membuat Toni agak kaget, wanita itu cantik sekali, dengan kulit putih serta rambut panjangnya. Dengan sedikit senyum serta cuek dengan kondisi.

Mungkin wanita itu juga terkejut karena tidak biasanya Toni duduk di situ. Wanita itu menuju samping kamar yaitu tempat menjemur pakaian. Otomatis Toni yang sedang memandang sawah jadi terhalang oleh pemandangan wanita yang sedang menjemur pakaiannya. Dan sekitar sepuluh menit menjelang sore itu Toni benar-benar menikmati tubuh wanita itu, yang seolah-olah cuek atau disengaja memamerkan tubuhnya. Toni agak tergila nafsu saat wanita itu membungkuk, sudah tentu bongkahan pantatnya tampak. "Sial," umpat Toni karena suasana sudah sore sehingga hanya tampak garis pantatnya yang kehitam-hitaman. Dan yang lebih hot lagi saat cucian yang sudah dijemur habis. Wanita itu seperti sengaja, lalu membuang air di ember, sehingga seperti tertarik handuknya lepas lilitannya. Dan Toni sempat melihat buah dada wanita itu yang mulus dan masih tegak, serta serumpun bulu yang melingkari. Sekali lagi sial.

Suasana tambah gelap aja. Toni hanya diam saja ketika wanita itu lewat di depannya dan mengerling nakal lalu masuk ke dalam rumah. Malam itu Toni meniatkan diri untuk ngecek apakah wanita di depannya itu gadis atau bagaimana. Eh nggak lama ketika pukul 7, Toni mengintip dari gorden ketika didengar suara motor. Dilihatnya seorang laki-laki dengan dua orang anaknya turun dengan riang. Wanita itu keluar dan sekali lagi cantik banget, mengenakan daster terusan sehingga tampak seolah berkibar. Sedikit kecewa Toni bergumam. Wah sudah punya suami punya anak lagi. Semenjak kejadian itu Toni jadi rajin nongkrong di depan rumah. Tapi seperti tahu, wanita itu juga tidak sembarangan lagi memakai handuk. Kata tetangga sebelah kamar tumben Toni kok kelihatan. Yach sedang tidak banyak kerjaan. Seminggu Toni jadi pusing sendiri.

Walaupun sering bertemu tapi ya selalu pakai longdress atau rok yang panjang sehingga Toni hanya menelan ludah. Toni pun sudah tahu namanya. Toni manggilnya mbak Rani. Baru nikah dengan duda anak dua. Wah berita gembira juga. Berarti masih enak, dalam hati Toni bergumam sambil memandang payudara wanita itu. Yang dilihat risih juga. Lalu ngloyor ke anaknya yang main di tempat jemuran. Kalau sore cuacanya cerah. Memang tempat itu jadi tempat main-main anak kompleks situ, dan Toni pun akrab dengan anak- anak tirinya, hingga suatu saat... Waktu itu Toni spanneng berat, sehingga waktu itu mbak Rani sudah akrab dengan Toni, karena sering ngobrol dan Toni yang saat itu spannneng, tanpa terkontrol Toni melakukan hal yang fatal. Saat itu Toni mendengar suara mbak Rani yang sedang memberi makan anaknya.

Sambil duduk di depan kamar Toni, Toni yang sedang ngaceng berat, keluar dan duduk di sebelah mbak Rani. Sambil lihat ke kiri ke kanan, dilihatnya hanya beberapa tetangga di ujung yang sedang duduk. Toni lalu mencoba duduk di sebelah mbak Rani. "Mbak.. suaminya pulang malam terus ya?" ".. ya begitulah.. emang kenapa Ton?" Toni diam saja sambil melihat betis mbak Rani yang mulus. "Nggak... Mbak sudah lama nikah? "Eh nanya itu melulu, kenapa sih?", mbak Rani memandang heran ke Toni. Toni yang sedang horni nekat mencoba mengelus tangan mbak Rani. Mbak Rani bereaksi.

Ditepisnya tangan Toni. "Heh, entar kelihatan tetangga." Wah girang Toni mendengar alasan yang cuma segitu. Dan Toni semakin berani dengan mengelus paha mbak Rani. "Eh.. apa-apaan ..jangan kurang ajar Ton!" Mbak Rani berdiri sambil memandang tajam ke Toni. 'Sial!', dalam hati Toni meruntuk. Kok tergesa-gesa amat. Sejak itu mbak Rani seperti berubah. Tapi sering kalau Toni sedang nongkrong dia mengintip di gorden. Hingga sore itu, kira-kira jam 7 malam, suasana didepan kamar Toni senyap saja. Sampai terdengar pintu kamar depan terbuka. Toni mengintip. Wah.. Toni langsung deg-degan ketika melihat mbak Rani keluar dengan handuk terlilit membawa ember besar. Lalu seperti memandang kekamar Toni. Lalu mbak Rani menuju ke tempat jemur pakaian. Toni seperti spanneng melihat itu. Lalu dicari akal. Toni lalu melepas seluruh pakaiannya dan menuju kekamar mandi lalu mengguyur tubuhnya. Asal basah.

Lalu diambilnya handuk dililitkan dipinggangnya serta mengambil ember kosong dan diisinya dengan pakaian yang kebetulan sudah dijemur dibelakang rumahnya. Lalu diintipnya mbak Rani tampak di kegelapan membeberkan baju. Lalu Toni membuka pintu dan ditutupnya perlahan. Menuju tempat jemuran juga. Mbak Rani kaget ketika.terdengar suara Toni yang menegur, "Njemur mbak?" "Iya.. kok tumben njemur disini?", datar suara mbak Rani. Terlihat mbak Rani sempat melirik ke handuk Toni. "Iya biar ketemu mbak Rani, habis kangen sih...", jawab Toni sekenanya. Toni hanya melampirkan satu baju saja dan lalu menuju mbak Rani yang sedang mebungkuk. Dan dari belakang Toni memeluk mbak Rani sehingga mbak Rani kaget dan mulutnya hampir berteriak tapi nggak bisa karena Toni membekap mulutnya.

Mbak Rani meronta sehingga handuknya jatuh dan otomatis handuk Toni juga terlepas dan tubuh mereka menempel. Mbak Rani meronta tapi Toni dengan memaksa mengelus putting mbak Rani yang menonjol. "Diam, nanti kalau ketahuan malu juga khan" Mbak Rani mengambil nafas ketika kerasa kemaluan Toni menggeser pantatnya sehingga menimbulkan sensasi. Dan mbak Rani semakin basah dan diam saja ketika tangan kiri Toni yang tadinya membekap mulut mbak Rani pindah ke susunya yang kiri serta tangan kanan Toni menuju kepangkal paha mbak Rani yang mengangkang dan tampaknya mbak Rani seperti pasrah ketika Toni memeluk dari belakang dan menggiring mbak Rani ketembok rumah.

Mbak Rani semakin pasrah ketika merasakan kemaluan Toni seperti sudah memaksa masuk kekemaluannya yang sudah basah karena sensasi. Dan mbak Rani seperti memberi jalan dengan menjengkitkan pantatnya sehingga Toni dengan mudah seperti menemukan jalan masuknya. "Ton, nanti ketahuan tetangga", desis mbak Rani. "Sebentar aja mbak", kata Toni, sambil mengangkat kaki mbak Rani sedikit dannn blesss.. "Auuuuuuh Ton..", mbak Rani merasa sesuatu yang padat gemuk memasuki tubuhnya dan menimbulkan gesekan nikmat dan dalam posisi berdiri itu, merasakan sebuah sensasi, bagaimana tetangganya yang selama ini baik didepan suami dan anaknya sekarang sedang menyetubuhi dirinya. Mereka mulai memainkan irama nafsu yang syahdu dikegelapan malam. Mbak Rani merintih rintih, ketika Toni membalik tubuh mbak Rani sehingga berhadapan dan dilihatnya kemaluan Toni yang tegak yang menurut mbak Rani besar dan panjang, sehingga walaupun dalam posisi berdiri, mbak Rani merasakan lobang vaginanya terisi penuh dan serasa mentok di peranakannya. Toni langsung mengangkat satu kaki mbak Rani serta memasukkan kemaluannya yang berkilat karena cairan mbak Rani.

Dengan posisi itupun mbak Rani merasakan kemaluan Toni demikian mantap menggesek dinding kemaluannya, lain dengan suaminya yang tidak bisa melakukan sambil berdiri, Toni memaju-mundurkan pantatnya dan mbak Rani hanya pasrah serta tiba-tiba mencengkeram bahu Toni. Toni merasa lubang kemaluan mbak Rani serasa menjepit. "Ooooh Ton.. aduuuhhh.. ekh.. ekh", mbak Rani tidak bisa menahan perasaannya dengan mengkontraksikan lobang vaginanya, desahannya pun tampak nyaring dan seperti tak sadar, dan sampailah kepuncak nikmat ketika Toni seperti mengendong tubuh mbak Rani yang telanjang bulat itu, dan menancapkan kemaluan mbak Rani kekontolnya dalam-dalam. Hening sesaat.

Dipandangnya mata Toni yang menatap seolah kagum dengan kejadian barusan, lalu dengan perlahan mbak Rani menurunkan kakinya dan ketika kontol Toni terlepas, mbak Rani seolah-olah merasa ada yang kosong didalam kemaluannya, dan itu menimbulkan rasa gatal yang mendalam. Mbak Rani seperti malu mengambil handuknya, lalu mengikatnya dan mengambil ember berlari menuju kamarnya. Toni sambil mengambil handuk dengan nafas masih terengah-engah mengambil ember lalu menuju kamarnya. Tak lama terdengar suara motor suaminya mbak Rani. Wah hampir saja!

Sejak kejadian itu, mbak Rani tampak jadi pendiam dan kayaknya suaminya tidak tahu. Toni jadi makin sering menunggu mbak Rani dan mbak Rani seperti tidak bisa berbuat apa-apa ketika Toni melakukannya lagi saat malam itu setelah mengantarkan suaminya diujung gang. Sekembalinya, Toni sudah nongkrong didepan kamarnya sambil cengar- cengir. Dipandangnya mbak Rani yang seperti tersipu malu. "Mbak," panggil Toni. Mbak Rani memandang Toni seperti marah. "Saya mau minta maaf soal kemarin." Mbak Rani berhenti sejenak. "Kamu itu kurang ajar." "Soalnya sudah nggak tahan mbak", kata Toni sambil menarik tangan mbak Rani. Mbak Rani diam saja, sambil melihat kebelakang seolah takut ada yang melihat. "Iya kamu itu kasar tahu.", desis mbak Rani. Ketika tangan Toni seperti disengaja meremas pantat mbak Rani, "huss..", desis mbak Rani sambil menepis tertunduk. 'Hore!' teriak Toni dalam hati. Dia nggak marah.

Diam-diam mbak Rani terangsang juga kalau mengingat kejadian kemarin. Dipandangnya Toni lalu melengos masuk kekamarnya. Dan seperti kemaren malam, mbak Rani keluar lagi sambil membawa ember. Kali ini hanya memakai gaun panjang. Mbak Rani terdiam sesaat ketika berdiri didepan kamar Toni. Dalam hati bertanya mana Toni yach. Terus terang kemaren itu nikmat sekali. Tapi kok kasar banget. Mbak Rani masih merasakan ada yang mengganjal dikemaluannya. Yach memang diakui kontol Toni lebih gemuk dan panjang dari pada suaminya. Tiba-tiba terdengar "Mbak..". Mbak Rani menoleh kebelakang. Dilihatnya Toni sedang berdiri dikegelapan dan entah kenapa mbak Rani merasa kejadian kemaren bakal terulang lagi. Kali ini ada kemauan juga dari dirinya. Dengan berdebar mbak Rani menghampiri Toni. Astaga, Toni ternyata sudah telanjang bulat.

Toni menarik tangan mbak Rani menuju segerombolan semak dipinggir sawah dan dilihatnya selembar tikar ada disitu. Rupanya Toni mengerti dia sedang mencuci dan pasti menjemur. Mbak Rani diam saja ketika malam itu Toni melepas gaunnya dan membiarkan tubuh telanjang bulat yang terpapar didepannya. Mbak Rani seolah pasrah ketika Toni menidurkan dirinya dialas tikar dan dengan rakusnya dari ujung jari kaki sampai ujung rambut dijilatinya tubuh mbak Rani. Mbak Rani disenggamai berulang ulang dipinggir sawah dan merupakan sensasi ketika Toni menusuk kemaluannya dari belakang dengan posisi doggy style dengan langit sebagai atap.

Erangan mbak Rani seperti tertelan suara diesel. Mbak Rani semakin tergila-gila ketika Toni dengan posisi terlentang sedang mbak Rani dengan lembutnya mulai menelusupkan kemaluan Toni kebelahan kemaluannya. Ooooh sungguh nikmat keadaan ini. Mbak Rani sungguh menikmati persetubuhan ini. Tapi tiba-tiba.ada suara sepeda motor datang. "Oooh suamiku..", desis mbak Rani terperanjat. Sambil melepaskan kemaluannya sehingga terdengar suara 'plops'. "Ton suamiku datang" "Sssst. Jangan. Masak kamu mau menemui dengan kondisi seperti ini?" Mbak Rani seperti tersadar, lalu diam. Tapi dengan nakalnya Toni kembali mengarahkan kemaluannya sehingga kemaluannya kembali menelusup kememek mbak Rani. Mbak Rani terdiam menahan geli.sambil melihat suaminya sedang celingukkan mencari. Saat itu seperti ada sensasi lagi pada mbak Rani yaitu bersetubuh dengan orang lain didepan suaminya.

Mbak Rani seperti kembali menikmati kontol Toni dengan sedikit-sedikit menggerakkan pantatnya. "Oooohhh", desis mbak Rani. "Mbak nakal. Tega yach.. ada suaminya kok ngentot", bisik Toni. "Entahlah Ton. Mbak sepertinya terangsang sekali sekarang." Lalu seperti nekat, mbak Rani mencabut dan membalikkan badannya mengarah ke suaminya yang terpicing-picing melihat kearah kegelapan. "Ton tusuk aku dari belakang." Toni tersenyum karena yakin biarpun sambil berdiri, mereka tak akan tampak. Mbak Rani seperti menikmati hal itu ketika kemaluan Toni menyodok memeknya. "Ton sodok yang keras Ton..oooohhhh.. terus Ton", sambil perlahan lahan mencoba untuk berdiri. "Ton, entot aku sambil berdiri.", dan seperti nekat mbak Rani berdiri dikegelapan sambil sedikit menungging dan Toni dengan mudah menyelusupkan kontolnya yang panjang itu. "Ooohhhh", desis mbak Rani sambil memandang suaminya yang terlihat berdiri seolah-olah memandangnya. Tapi karena keadaan gelap tidak terlihat apa-apa.

Dan ketika mbak Rani mencapai puncaknya, sambil berpegangan ditiang jemuran. Toni mendesakkan kemaluannya sedalam-dalamnya kememek mbak Rani. "Adddduuuuuh Ton nikmat.", desis mbak Rani. Malam itu sepertinya sepanjang malam mbak Rani bersenggama dan terakhir seperti hendak melampiaskan nafsu yang menggebu-gebu. Mbak Rani seperti sudah kehilangan nalarnya berjalan kearah jalan raya yang berada dibelakang kamarnya, dan dengan hanya tertutup rimbunan tanaman dan pagar sebatas dada, mbak Rani menggandeng Toni. "Ton entot aku dipinggir jalan." "Hah ntar kelihatan orang!" "Sudahlah", sambil membuka kakinya menghadap jalan.

Sesekali menunduk ketika ada lampu mobil yang menyorot, dan Toni lalu menyelusupkan batangnya yang tegak perkasa ke belahan pantat mbak Rani dan ketika sudah tepat disodoknya kemaluan mbak Rani. Mbak Rani kembali tergial- gial dan semakin histeris ketika melihat suaminya mengendarai sepeda motor kearah jalan raya. "Oooooh Ton lebih keras Ton.. auuuuhhh..", dan seperti sengaja ketika orgasme yang kesekian kali, dengan beraninya disibakkan belukar didepannya seolah mau pamer keorang-orang yang lalu lalang.

Mbak Rani mengejan sekuatnya ketika dirasa cairan nikmatnya menyembur. Ada enam kali mencapai orgasme. Mbak Rani seperti merasakan sensasi luar biasa dientot didepan suaminya dan merasa dirinya seperti maniak. Ketika semuanya selesai, saat mbak Rani kembali kekamarnya dengan mengenakan longdress, yang tentu saja nggak pakai celdam dan BH, diberitahu tetangga sebelahnya, bahwa tadi suaminya mencarinya. "Oh dari pabrik sebelah", katanya. ...…



ke awal

Google Desktop: Initial Preferences

Google Desktop: Initial Preferences

Jumat, 17 Juli 2009

CERITASEX DENGAN PEMBOKAT


Bi Eha sudah cukup lama menjadi pembantu di rumah Tuan Hartono. Ini merupakan tahun ketiga ia bekerja di sana. Bi Eha merasa kerasan karena keluarga Tuan Hartono cukup baik memperlakukannya bahkan memberikan lebih dari apa yang diharapkan oleh seorang pembantu. Bi Eha sadar akan hal ini, terutama akan kebaikan Tuan Hartono, yang dianggapnya terlalu berlebihan. Namun ia tak begitu memikirkannya. Sepanjang hidupnya terjamin, ia pun dapat menabung kelebihannya untuk jaminan hari tua. Perkara kelakuan Tuan Hartono yang selalu minta dilayani jika kebetulan istrinya tak ada di rumah, itu adalah perkara lain. Ia tak memperdulikannya bahkan ikut menikmati pula.Walaupun orang kampung, Bi Eha tergolong wanita yang menarik. Usianya tidak terlalu tua, sekitar 32 tahunan. Penampilannya tidak seperti perempuan desa. Ia pandai merawat tubuhnya sehingga nampak masih sintal dan menggairahkan. Bahkan Tuan Hartono sangat tergila-gila melihat kedua payudaranya yang montok dan kenyal. Kulitnya agak gelap namun terawat bersih dan halus. Soal wajah meski tidak tergolong cantik namun memiliki daya tarik tersendiri. Sensual! Begitu kata Tuan hartono saat pertama kali mereka bercinta di belakang dapur suatu ketika.Dalam usianya yang tidak tergolong muda ini, Bi Eha – janda yang sudah lama ditinggal suami – masih memiliki gairah yang tinggi karena ternyata selain berselingkuh dengan majikannya, ia pernah bercinta pula dengan Kang Ujang, Satpam penjaga rumah. Perselingkuhannya dengan Kang Ujang berawal ketika ia lama ditinggalkan oleh Tuan Hartono yang sedang pergi ke luar negeri selama sebulan penuh. Selama itu pula Bi Eha merasa kesepian, tak ada lelaki yang mengisi kekosongannya. Apalagi di saat itu udara malam terasa begitu menusuk tulang. Tak tahan oleh gairahnya yang meletup-letup, ia nekat menggoda Satpam itu untuk diajak ke atas ranjangnya di kamar belakang.Malam itu, Bi Eha kembali tak bisa tidur. Ia gelisah tak menentu. Bergulingan di atas ranjang. Tubuhnya menggigil saking tak tahannya menahan gelora gairah seksnya yang menggebu-gebu. Malam ini ia tak mungkin menantikan kehadiran Tuan Hartono dalam pelukannya karena istrinya ada di rumah. Perasaannya semakin gundah kala membayangkan saat itu Tuan Hartono tengah menggauli istrinya. Ia bayangkan istrinya itu pasti akan tersengal-sengal menghadapi gempuran Tuan Hartono yang memiliki ’senjata’ dahsyat. Bayangan batang kontol Tuan Hartono yang besar dan panjang itu serta keperkasaannya semakin membuat Bi Eha nelangsa menahan nafsu syahwatnya sendiri. Sebenarnya terpikir untuk memanggil Kang Ujang untuk menggantikannya namun ia tak berani selama majikannya ada di rumah. Kalau ketahuan hancur sudah akibatnya nasib mereka nantinya. Akhirnya Bi Eha hanya bisa mengeluh sendiri di ranjang sampai tak terasa gairahnya terbawa tidur. Dalam mimpinya Bi Eha merasakan gerayangan lembut ke sekujur tubuhnya. Ia menggeliat penuh kenikmatan atas sentuhan jemari kekar milik Tuan Hartono. Menggerayang melucuti kancing baju tidurnya hingga terbuka lebar, mempertontonkan kedua buah dadanya yang mengkal padat berisi. Tanpa sadar Bi Eha mengigau sambil membusungkan dadanya.“Remas.. uugghh.. isep putingnya.. aduuhh enaknya..”Kedua tangan Bi Eha memegang kepala itu dan membenamkannya ke dadanya. Tubuhnya menggeliat mengikuti jilatan di kedua putingnya. Bi Eha terengah-engah saking menikmati sedotan dan remasan di kedua payudaranya, sampai-sampai ia terbangun dari mimpinya.Perlahan ia membuka kedua matanya sambil merasakan mimpinya masih terasa meski sudah terbangun. Setelah matanya terbuka, ia baru sadar bahwa ternyata ia tidak sedang mimpi. Ia menengok ke bawah dan ternyata ada seseorang tengah menggumuli bukit kembarnya dengan penuh nafsu. Ia mengira Tuan Hartono yang sedang mencumbuinya. Dalam hati ia bersorak kegirangan sekaligus heran atas keberanian majikannya ini meski sang istri ada di rumah. Apa tidak takut ketahuan. Tiba-tiba ia sendiri yang merasa ketakutan. Bagaimana kalau istrinya datang? Bi Eha langsung bangkit dan mendorong tubuh yang menindihnya dan hendak mengingatkan Tuan Hartono akan situasi yang tidak memungkinkan ini. Namun belum sempat ucapan keluar, ia melihat ternyata orang itu bukan Tuan Hartono?! Yang lebih mengejutkannya lagi ternyata orang itu tidak lain adalah Andre, putra tunggal majikannya yang masih berumur 15 tahunan!? “Den Andre?!” pekiknya sambil menahan suaranya. “Den ngapain di kamar Bibi?” tanyanya lagi kebingungan melihat wajah Andre yang merah padam.Mungkin karena birahi bercampur malu ketahuan kelakuan nakalnya.“Bi.. ngghh.. anu.. ma-maafin Andre..” katanya dengan suara memelas.Kepalanya tertunduk tak berani menatap wajah Bi Eha.“Tapi.. barusan nga.. ngapain?” tanyanya lagi karena tak pernah menyangka anak majikannya berani berbuat seperti itu padanya. “Andre.. ngghh.. tadinya mau minta tolong Bibi bikinin minuman..” katanya menjelaskan.“Tapi waktu liat Bibi lagi tidur sambil menggeliat-geliat. . ngghh.. Andre nggak tahan..” katanya kemudian.“Oohh.. Den Andre.. itu nggak boleh. Nanti kalau ketahuan Papa Mama gimana?” Tanya Bi Eha. “Andre tahu itu salah.. tapi.. ngghh..” jawab Andre ragu-ragu.“Tapi kenapa?” Tanya Bi Eha penasaran“Andre pengen kayak Kang Ujang..” jawabnya kemudian.Kepala Bi Eha bagaikan disamber geledek mendengar ucapan Andre. Berarti dia tahu perbuatannya dengan Satpam itu, kata hatinya panik. Wah bagaimana ini?“Kenapa Den Andre pengen itu?” tanyanya kemudian dengan lembut.“Andre sering ngebayangin Bibi.. juga.. ngghh.. anu..”“Anu apa?” desak Bi Eha makin penasaran.“Andre suka ngintip.. Bibi lagi mandi,” akunya sambil melirik ke arah pakaian tidur Bi Eha yang sudah terbuka lebar. Andre melenguh panjang menyaksikan bukit kembar montok yang menggantung tegak di dada pengasuhnya itu. Bi Eha dengan refleks merapikan bajunya untuk menutupi dadanya yang telanjang. Kurang ajar mata anak bau kencur ini, gerutu Bi Eha dalam hati. Nggak jauh beda dengan Bapaknya. “Boleh khan Bi?” kata Andre kemudian.“Boleh apa?” sentak Bi Eha mulai sewot.“Boleh itu.. ngghh.. anu.. kayak tadi..” pinta Andre tanpa rasa bersalah seraya mendekati kembali Bi Eha. “Den Andre jangan kurang ajar begitu sama perempuan.., ” katanya seraya mundur menjauhi anak itu. “Nggak boleh!” “Kok Kang Ujang boleh? Nanti Andre bilangin lho..” kata Andre mengancam.“Eh jangan! Nggak boleh bilang ke siapa-siapa. .” kata Bi Eha panik.“Kalau gitu boleh dong Andre?”Kurang ajar bener anak ini, berani-beraninya mengancam, makinya dalam hati. Tapi bagaimana kalau ia bilang-bilang sama orang lain. Oh Jangan. Jangan sampai! Bi Eha berpikir keras bagaimana caranya agar anak ini dapat dikuasai agar tak cerita kepada yang lain. Bi Eha lalu tersenyum kepada Andre seraya meraih tangannya.“Den Andre mau pegang ini?” katanya kemudian sambil menaruh tangan Andre ke atas buah dadanya.“Iya.. ii-iiya..,” katanya sambil menyeringai gembira.Andre meremas kedua bukit kembar milik Bi Eha dengan bebas dan sepuas-puasnya. “Gimana Den.. enak nggak?” Tanya Bi Eha sambil melirik wajah anak itu.“Tampan juga anak ini, walau masih ingusan tapi ia tetap seorang lelaki juga”, pikir Bi Eha. Bukankah tadi ia merindukan kehadiran seorang lelaki untuk memuaskan rasa dahaga yang demikian menggelegak? Mungkin saja anak ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi dari pada tidak sama sekali? Setelah berpikiran seperti itu, Bi Eha menjadi penasaran. Ingin tahu bagaimana rasanya bercinta dengan anak di bawah umur. Tentunya masih polos, lugu dan perlu diajarkan. Mengingat ini hal Bi Eha jadi terangsang. Keinginannya untuk bercinta semakin menggebu-gebu. Kalau saja lelaki ini adalah Tuan Hartono, tentunya sudah ia terkam sejak tadi dan menggumuli batang kont*lnya untuk memuaskan nafsunya yang sudah ke ubun-ubun. Tapi tunggu dulu. Ia masih anak-anak. Jangan sampai ia kaget dan malah akan membuatnya ketakutan. Lalu ia biarkan Andre meremas-remas buah dadanya sesuka hati. Dadanya sengaja dibusungkan agar anak ini dapat melihat dengan jelas keindahan buah dadanya yang paling dibanggakan. Andre mencoba memilin-milin putingnya sambil melirik ke wajah Bi Eha yang nampak meringis seperti menahan sesuatu.“Sakit Bi?” tanyanya.“Nggak Den. Terus aja. Jangan berhenti. Ya begitu.. terus sambil diremas.. uugghh..”Andre mengikuti semua perintah Bi Eha. Ia menikmati sekali remasannya. Begitu kenyal, montok dan oohh asyik sekali! Pikir Andre dalam hati. Entah kenapa tiba-tiba ia ingin mencium buah dada itu dan mengemot putingnya seperti ketika ia masih bayi. Bi Eha terperanjat akan perubahan ini sekaligus senang karena meski sedotan itu tidak semahir lelaki dewasa tapi cukup membuatnya terangsang hebat. Apalagi tangan Andre satunya lagi sudah mulai berani mengelus-elus pahanya dan merambat naik di balik baju tidurnya. Perasaan Bi Eha seraya melayang dengan cumbuan ini. Ia sudah tak sabar menunggu gerayangan tangan Andre di balik roknya segera sampai ke pangkal pahanya. Tapi nampaknya tidak sampai-sampai. Akhirnya Bi Eha mendorong tangan itu menyusup lebih dalam dan langsung menyentuh daerah paling sensitive. Bi Eha memang tak pernah memakai pakaian dalam kalau sedang tidur. “Tidak bebas”, katanya. Andre terperanjat begitu jemarinya menyentuh daerah yang terasa begitu hangat dan lembab. Hampir saja ia menarik lagi tangannya kalau tidak ditahan oleh Bi Eha.“Nggak apa-apa.. pegang aja.. pelan-pelan. . ya.. terus.. begitu.. ya.. teruusshh.. uggh Den enaak!” Andre semangat mendengar erangan Bi Eha yang begitu merangsang. Sambil terus mengemot puting susunya, jemarinya mulai berani mempermainkan bibir kemaluan Bi Eha. Terasa hangat dan sedikit basah. Dicoba-cobanya menusuk celah di antara bibir itu. Terdengar Bi Eha melenguh. Andre meneruskan tusukannya. Cairan yang mulai rembes di daerah itu membuat jari Andre mudah melesak ke dalam dan terus semakin dalam.“Akhh.. Den masukin terusshh.. ya begitu. Oohh Den Andre pinter!” desah Bi Eha mulai meracau ucapannya saking hebatnya rangsangan ke sekujur tubuhnya.Sambil terus menyuruh Andre berbuat ini dan itu. Tangan Bi Eha mulai menggerayang ke tubuh Andre. Pertama-tama ia lucuti pakaian atasnya kemudian melepaskan ikat pinggangnnya dan langsung merogoh ke balik celana dalam anak itu.“Mmmpphh..”, desah Bi Eha begitu merasakan batang kont*l anak itu sudah keras seperti baja.Ia melirik ke bawah dan melihat batang Andre mengacung tegang sekali. Boleh juga anak ini. Meski tidak sebesar bapaknya, tapi cukup besar untuk ukuran anak seumurnya. Tangan Bi Eha mengocok perlahan batang itu. Andre melenguh keenakan.“Oouhhgghh.. Bii.. uueeanaakkhh! ” pekik Andre perlahan.Bi Eha tersenyum senang melihatnya. Anak ini semakin menggemaskan saja. Kepolosan dan keluguannya membuat Bi Eha semakin terangsang dan tak tahan menghadapi emotan bibirnya di puting susunya dan gerakan jemarinya di dalam liang mem*knya. Rasanya ia tak kuat menahan desakan hebat dari dalam dirinya. Tubuhnya bergetar.. lalu.., Bi Eha merasakan semburan hangat dari dalam dirinya berkali-kali. Ia sudah orgasme.Heran juga. Tak seperti biasanya ia secepat itu mencapai puncak kenikmatan. Entah kenapa. Mungkin karena dari tadi ia sudah terlanjur bernafsu ditambah pengalaman baru dengan anak di bawah umur, telah membuatnya cepat orgasme. Andre terperangah menyaksikan ekspresi wajah Bi Eha yang nampak begitu menikmatinya. Guncangan tubuhnya membuat Andre menghentikan gerakannya. Ia terpesona melihatnya. Ia takut malah membuat Bi Eha kesakitan. “Bi? Bibi kenapa? Nggak apa-apa khan?” tanyanya demikian polos.“Nggak sayang.. Bibi justru sedang menikmati perbuatan Den Andre,” demikian kata Bi Eha seraya menciumi wajah tampan anak itu.Dengan penuh nafsu, bibir Andre dikulum, dijilati sementara kedua tangannya menggerayang ke sekujur tubuh anak muda ini. Andre senang melihat kegarangan Bi Eha. Ia balas menyerang dengan meremas-remas kedua payudara pengasuhnya ini, lalu mempermainkan putingnya. “Aduh Den.. enak sekali. Den Andre pinter.. uugghh!” erang Bi Eha kenikmatan.Bi Eha benar-benar menyukai anak ini. Ia ingin memberikan yang terbaik buat majikan mudanya ini. Ingin memberikan kenikmatan yang tak akan pernah ia lupakan. Ia yakin Andre masih perjaka tulen. Bi Eha semakin terangsang membayangkan nikmatnya semburan cairan mani perjaka. Lalu ia mendorong tubuh Andre hingga telentang lurus di ranjang dan mulai menciuminya dari atas hingga bawah. Lidahnya menyapu-nyapu di sekitar kemaluan Andre. Melumat batang yang sudah tegak bagai besi tiang pancang dan megulumnya dengan penuh nafsu. Tubuh Andre berguncang keras merasakan nikmatnya cumbuan yang begitu lihai. Apalagi saat lidah Bi Eha mempermainkan biji pelernya, kemudian melata-lata ke sekujur batang kemaluannya. Andre merasakan bagian bawah perutnya berkedut-kedut akibat jilatan itu. Bahkan saking enaknya, Andre merasa tak sanggup lagi menahan desakan yang akan menyembur dari ujung moncong kemaluannya. Bi Eha rupanya merasakan hal itu. Ia tak menginginkannya. Dengan cepat ia melepaskan kulumannya dan langsung memencet pangkal batang kemaluan Andre sehingga tidak langsung menyembur.“Akh Bi.. kenapa?” Tanya Andre bingung karena barusan ia merasakan air maninya akan muncrat tapi tiba-tiba tidak jadi.“Nggak apa-apa. Tenang saja, Den. Biar tambah enak,” jawabnya seraya naik ke atas tubuh Andre. Dengan posisi jongkok dan kedua kaki mengangkang, Bi Eha mengarahkan batang kont*l Andre persis ke arah liang memeknya. Perlahan-lahan tubuh Bi Eha turun sambil memegang kontol Andre yang sudah mulai masuk.“Uugghh.. enak nggak Den?”“Aduuhh.. Bi Eha.. sedaapphh..! ” pekiknya.Andre merasakan batang kontolnya seperti disedot liang memek Bi Eha. Terasa sekali kedutan-kedutannya. Ia lalu menggerakan pantatnya naik turun. Konotlnya bergerak ceapt keluar masuk liang nikmat itu. Bi Eha tak mau kalah. Pantatnya bergoyang ke kanan-kiri mengimbangi tusukan kontol Andre. “Auugghh Deenn..uueennaakk! ” jerit Bi Eha seperti kesetanan.“Terus Den, jangan berhenti. Ya tusuk ke situ.. auughgg.. aakkhh..”Andre mempercepat gerakannya karena mulai merasakan air maninya akan muncrat.“Bi.. saya mau keluaarr..” Jeritnya.“Iya Den.. ayo.. keluarin aja. Bibi juga mau keluar.. ya terusshh.. oohh teruss..” katanya tersengal-sengal. Andre mencoba bertahan sekuat tenaga dan terus menggenjot liang memek Bi Eha dengan tusukan bertubi-tubi sampai akhirnya kewalahan menghadapi goyangan pinggul wanita berpengalaman ini. Badannya sampai terangkat ke atas dan sambil memeluk tubuh Bi Eha erat-erat, Andre menyemburkan cairan kentalnya berkali-kali.“Crot.. croott.. crott!”“Aaakkhh..” Bi Eha juga mengalami orgasme.Sekujur tubuhnya bergetar hebat dalam pelukan erat Andre.“Ooohh.. Deenn.. hebat sekali..”Kedua insan yang tengah lupa daratan ini bergulingan di atas ranjang merasakan sisa-sisa akhir dari kenikmatan ini. Nafas mereka tersengal-sengal. Peluh membasahi seluruh tubuh mereka meski udara malam di luar cukup dingin. Nampak senyum Bi Eha mengembang di bibirnya. Penuh dengan kepuasan. Ia melirik genit kepada Andre.“Gimana Den. Enak khan?”“Iya Bi, enak sekali,” jawab Andre seraya memeluk Bi Eha.Tangannya mencolek nakal ke buah dada Bi Eha yang menggelantung persis di depan mukanya.“Ih Aden nakal,” katanya semakin genit. Tangan Bi Eha kembali merayap ke arah batang kontol Andre yang sudah lemas. Mengelus-elus perlahan hingga batang itu mulai memperlihatkan kembali kehidupannya.“Bibi isep lagi ya Den?”Andre hanya bisa mengangguk dan kembali merasakan hangatnya mulut Bi Eha ketika mengulum kontolnya. Mereka kembali bercumbu tanpa mengenal waktu dan baru berhenti ketika terdengar kokok ayam bersahutan. Andre meninggalkan kamar Bi Eha dengan tubuh lunglai. Habis sudah tenaganya karena bercinta semalaman. Tapi nampak wajahnya berseri-seri karena malam itu ia sudah merasakan pengalaman yang luar biasa.Kategori: sepatuh baya

CERITA SEX RATU SENGGAMA


Sari - Ratu SenggamaNamaku Sari, asli dari Solo, pernah 4 kali menikah, tapi tidak pernah bisa hamil, sehingga mantan-mantan suami semua meninggalkanku, bodyku sexy, kulitku kuning langsat, tinggiku 161 cm dengan berat badan 50 kg, “kamu persis Desy Ratnasari, Sari!”, kata mantan suamiku terakhir. Banyak laki-laki lain juga mengatakan aku persis seperti Desy Ratnasari.Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta, majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagai pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.Yang pertama perempuan, Aryati 28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua juga perempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu-satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22 tahun, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har (demikian aku memanggilnya) tahun depan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula…Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi dengan sangat bersih, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok panjang hingga semata-kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu Sum senang dengan cara berpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yang santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas.Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku, aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya, sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15, mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00. Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia selalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya. Padahal aku juga ingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya.
Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah, Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwa Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta tolong supaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencuci pakaian. “Baik, Bu!”, begitu sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum sangat percaya kepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yang sangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera masuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singlet yang ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusar dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul, kuurai lepas memanjang hingga sepinggang. Kali ini, aku pasti bisa merenggut keperjakaan Mas Har, pikirku.“Mas Har. Mas Har!” panggilku menggoda, “tadi Ibu pesan supaya Mbak Sari memijati Mas Har, supaya Mas Har cepat sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?”Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihat penampilanku,“Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sari… Persis Desy Ratnasari… ck, ck, ck…”“Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?”“Jadi, dong…” sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, “ayo, ayo…”, ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi….“Kok Wangi, Mas Har?” Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi.“Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,”.Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana aku berasal, sudah kimpoi atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelas berapa aku sekolah. Omongannya masih belum “to-the-point”, padahal aku sudah memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang. Aku sudah tak sabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapi maklum sang pejantan belum berpengalaman.“Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?”, aku mulai mengarahkan pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu.“Mau Mbak Sari ajari?”, wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubuka kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsung memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi, kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makin menggebu, batang penisnya mengeras seperti kayu…Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas-remas puting susuku yang kanan…“Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong…” desahku makin membuat nafasnya menderu…“Mbak Sari, aku cinta kamu….” suaranya agak bergetar..“Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah,” kubisikkan desahanku lagi…. Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut penisnya yang sudah menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutku dengan lembut dan terkadang cepat…“Aduuuh, enaaaak, Mbak Sari….” jeritnya…Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan penisnya, dan segera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat. Dia membuka rok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku.“Jilat itil Mbak Sari, Mas Haaaarrr…, yang lamaaa…”, godaku lagi… Bagai robot, dia langsung mengarahkan kepalanya ke vegie-ku dan menjilati itilku dengan sangat nafsunya….“Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr…., sampai air mani Mbak Sari keluar, ya mas Haaar”.“Lho, perempuan juga punya air mani..?” tanyanya blo’on. Aku tak menyahut karena keenakan…“Mas Haaarrr, saya mau keluaaar…” serrrrrr…. serrrrrrrrr…. membasahi wajahnya yang penuh birahi.“Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sari puaaaaaassss sekali bercinta dengan Mas Har….. penis Mas Har masih keras? …belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatan saya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan….”Kugenggam batang penisnya, dan kutuntun mendekati lubang vegieku, kugosok-gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi… Sebelum kumasukkan batang keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang vegieku, kuambil kaos singletku dan kukeringkan dulu vegieku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasa uuenaaaak pada saat ditembus penisnya Mas Har nanti…“Sebelum masuk, bilang ‘kulonuwun’ dulu, dong sayaaaaaang…”, Candaku….Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecil di samping ranjang….. lagunya…. mana tahaaaan…. “Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu……”“Kulonuwun, Mbak Sari…cintakuuuuu….”“Monggo, silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu…”, segera kubuka lebar-lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan kuganjel dengan guling yang agak keras, supaya batang penisnya bisa menghujam dalam-dalam…. Sreslepppppp……… blebessss…..“Auuuuuow….”, kami berdua berteriak bersamaan…..“Enaaaak banget Mbak Sari, vegie Mbak Sari kok enak gini sih….?”“Karena Mbak Sari belum pernah melahirkan, Mas Har… Jadi vegie Mbak Sari belum pernah melar dibobol kepala bayi….. kalau pernah melahirkan, apalagi kalau sudah melahirkan berkali-kali, pasti vegienya longgar sekali, dan nggak bisa rapet seperti vegienya Mbak Sari begini, sayaaaaang… lagi pula Mbak selalu minum jamu sari-rapet, pasti SUPER-PERET….”, kami berdua bersenggama sambil cekikikan keenakan… Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat sekali….Sekarang giliranku yang di atas… Mas Har terlentang keenakan, aku naik-turunkan pinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah, kalau aku di atas, itilku yang bertumbukan dengan pangkal penis Mas Har, menimbulkan rasa nikmat yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya…..Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC, sambil bersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan dgn tengkurap di atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap terlentang, aku berjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah punya kesempatan untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin membuatku tambah liar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku.Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi… kami berguling-gulingan lagi tanpa melepaskan penis dan vegie kami.Sekarang giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh… sodokannya mantep sekali… terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep… terkadang cepat plok-plok-plok… benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas Harianto yang begini kuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali cairan vegieku keluar karena orgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku dijilati tadi sudah empat kali aku orgasme… benar-benar vegieku sampai kredut-kredut karena dihujam dengan mantapnya oleh penis yang sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesung dihantam alu….. bertubi-tubi…. kian lama kian cepat…… waduuuuhhhhh…… Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan……“Mbak Sari, aku hampir keluaaaaaar nih…!!” ….“Saya juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar…. Yuk kita bersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg”“Ambil nafas panjang, Mas Har… lalu tancepkan penisnya sedalam-dalamnya sampai kandas…… baru ditembakkan, ya Maaaasss… ssssshhhhhh……..”Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku kulingkarkan pada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih lagi dan kuganjelkan setinggi-tingginya pada pinggulku, hujaman penis Mas Har semakin keras dan cepat, suara lenguhan kami berdua hhh…hhhhh….hhhhhh….. seirama dengan hujaman penisnya yang semakin cepat…..“Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!”, Mas Har menancapkan penisnya lebih dalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku…. bersamaan dengan keluarnya cairan vegieku yang kelima kali, Mas Har pun menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya….CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi….. Seperti wong edan, kami berdua berteriak panjaaaaanggg bersamaan;“Enaaaaaaaaaakkkkk!”….. sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya… dari ujung kepala sampai ujung kaki, terutama vegieku sampai seperti “bonyok” rasanya….. Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku….. sambil nafas kami kejar-mengejar karena kelelahan………………“Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang… masih terasa enaknya… tunggu sampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa……” pintaku memelas….. kami kembali bercipokan dengan lekatnya…… penisnya masih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamiku dulu….“Mbak Sari sayaaaang, terima kasih banyak ya….. pengalaman pertama ini sungguh-sungguh luar biasa… Mbak Sari telah memberikan pelayanan dan pelajaran yang maha-penting untuk saya…… saya akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sari selamanya….”“Mas Har cintaku, cinta itu bukan harus memiliki… tanpa kimpoi pun kalau setiap pagi –setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Har pergi kerja–, kita bisa melakukan senggama ini, saya sudah puas kok, Massss….. Apalagi Mas Harianto tadi begitu kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai vegie saya endut-endutan rasanya tadi…..”“Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa baru… jadi ndak ada kuliah…”, kata Mas Harianto.“Nah… kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main teruuuusss, sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?”, sahutku semakin menggelorakan birahinya.“Nantang ya?” Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia…..“aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri….”kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat…. setelah mencabut penisnya dari vegieku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu…. radio kaset yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi… lagunya masih tetap “kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu….”Setelah lagunya habis, “Mas sayaaang, Mbak Sari mau bangun dulu ya…. Mbak Sari harus masak sarapan untuk Mas….”“Untuk kita berdua, dong, Mbak Sari…. masak untuk dua porsi ya… nanti kita makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?”, sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan “auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sari ya.., Mbak Sari tambah sayang deh”.Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan kamar tidurnya,“Mas, numpang cebokan, ya…”Kuceboki vegieku, vegie Sari yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggut dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har… waduuuuhhh… benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun vegieku sampai kewalahan disumpal dengan penis yang begitu gede dan kerasnya — hampir sejengkal-tanganku panjangnya…. wheleh.. wheleh….“Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu-Jahe (STMJ) buat Mas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang….”Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan kata-kata sayangku… “Sekarang Mas Har istirahat dulu, ya…” kuciumi seluruh wajahnya yang mirip Andy Lau itu…“Terima kasih, Mbak Sari… Mbak begitu baik sama saya… saya sangat sayang sama Mbak Sari…”.Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk kekasihku…. setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya,“Mas Har sayaaaang…. mari diminum dulu STMJ-nya, biar penisnya keras kayak batang kayu nanti, nanti Mbak Sari ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratus gaya lagi lainnya, Masssss,” kataku membangkitkan lagi gelora birahinya… selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku…. dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidur lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut.Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku, menyapu rumah dan mengepelnya.. semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti….Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehingga cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua… hmmm…. nikmat dan mesranya… seperti penganten baru rasanya…Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam, kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya……………………….Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya, tanpa memakai selimut lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok penisnya) dengan wajah merah-padam… Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya..“Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya… nanti bisa lecet… nanti pasti Mbak Sari kocokin… tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi… kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!”Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri… Kupikir ini pasti gara-gara STMJ tadi,“Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang…, yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas, sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut…”Kusuapi Mas Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku dengan sangat nakalnya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi…. Hihihi…“Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat….”, dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami. Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola ke mulutnya. Minum seteguk, Mas Har pun mengambil gelas dan mengulurkan pula ke mulutku…. wah! mesranya, Mas Har-ku ini…Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku berbaring di samping Mas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke dalam liang vegieku…. Mas Har agak terkejut,“Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang vegie Mbak Sari? Kalau bisa, nanti Mbak Sari ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!”“Siapa takut!” sahut Mas Har…Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap… mulutnya di depan vegieku, ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging pisangnya, sedangkan penisnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku…. segera kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku, kumainkan lidahku mengusap-usap kepala penisnya, dan dimaju-mundurkannya pisang mas tadi dalam liang vegieku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku….“Mbak Sari, pisangnya sudah habis…. hebat kan?” Katanya lugu…“Mas Har memang nomer satu buat Mbak Sari…” sahutku memujinya, membuatnya tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya.“Sekarang apa lagi?” tanya Mas Har…“Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang vegie saya… dan saya akan meng-emuti dan mengocok penis Mas dengan mulut saya…. ini namanya gaya 69, Mas sayaaang… mulut Mas ketemu vegie saya dan mulut saya ketemu penis Mas Har…. Enaaaak kan, sayaaang?”“Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak……”“Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas…. harus sabar dan tenang, sehingga emosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco seperti tadi, kalau sempat keluar.. kan saya harus nunggu lagi penis Mas tegang lagi… kasian dong sama saya, Mas,” suaraku kubikin seperti mau menangis…..“Maafkan saya, ya Mbak Sari…. saya belum ngerti… mesti harus banyak belajar sama Mbak…..”Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis penisnya, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan dalam mulutku…. sementara Mas Har meluruskan lidahnya dan menjilati itil-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang vegieku… ini berlangsung cukup lama…Pada menit kelimabelas, serrr… serrrr… serrrr…. cairan hangat vegieku meluap, sekarang Mas Har malah menelannya…. aooowwww!Dan pada menit keduapuluhlima, serrr… serrrr… serrrr…. lagi, kali ini lebih enaaaak lagi, kukejangkan seluruh tubuhku…. sambil mulutku tetap terus mengocok penisnya yang kerasnya minta-ampuuuuun…. pada waktu itu juga, penisnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan seluruhnya, sampai hampir keselek……“Enaaaakkkk…..” Mas Har berteriak keenakan…..Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut penisnya yang masih cukup keras, kuhisap terus penisnya, sampai tubuh Mas Har berkedut-kedut memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya….. kujilati penis Mas Har sampai bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan dengan posisi aku masih tetap di atas…“Gimana, Mas Har sayaaang…. Enak enggak..?” godaku…“Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan….”, kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbul dalam sebuah iklan jamu…..Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi…. mulut kami tetap berpagutan dengan sangat kuaaaatnya….. Kucari penisnya dan kupegang… wah sudah keras lagi rupanya….. luar biasa kuatnya Mas Har kali ini, lebih kuat dari ronde tadi pagi…..“Mas Har… saya ajari gaya kuda-kudaan… mau nggak?”,“Mau dong, sayaaaang…. Gimana?”, tanyanya penasaran….“Mas Har duduk menyender dulu…..”Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok membelakanginya. Kugenggam penisnya dan kutancapkan ke vegieku dari belakang…. BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari belakang….Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda…. semuanya berlangsung dengan sangat halus…. sehingga tidak sampai menimbulkan lecet pada penis Mas Har maupun vegieku…..“Gimana Mas?”, tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak segera muncrat……“Benar-benar Mbak Sari pantas menjadi dosen percintaan saya…..”, katanya sambil mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan…Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har… Nikmatnya sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har….. inilah arti sesungguhnya persetubuhan….Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa kukendalikan, sementara Mas Har terlentang dengan tenang, makin didekapnya kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi… membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan…. kukejangkan seluruh anggota tubuhku…. Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai puncak…..“Keluar lagi ya, Mbak?” tanyanya…..“Ya..!! …sssssshhhhh…” desahku kencang.…..serrr… serrrr… serrrrr…. kembali cairan hangat vegieku tertumpah lagi…. kelelahan aku rasanya…… lelah tapi enaaak….Aku melepaskan penisnya dari lubang vegieku, kekeringkan vegieku dengan dasterku supaya peret lagi… Mas Har melihat pemandangan ini dengan wajah lugu, kuberi dia senyum manis….“Saya sudah capek, Mas…. Gantian dong… Mas Har sekarang yang goyang, ya?”Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang….. Mas Har kuminta berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang,“Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas….. tapi jangan salah masuk ke lubang pantat ya… pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya….”“Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sari?” tanyanya lucuuuu….“memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan….. itu kan namanya tidak adil, Mas…. Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas…. Aids itu mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii…. seremmmm….”Mas Har memasukkan penisnya pelan-pelan ke lubang vegieku dari belakang sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii….. seolah-olah dia takut kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini….. aku tahu sekarang…. Mas Har sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan betapa besar perasaan cintanya pada diriku….“Aaaaahhhhhh….”, aku mendesah sambil merasakan hujaman penisnya yang kembali menembus vegieku, demikian juga dengan Mas Har… dilingkarkannya tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku…… Dia mulai menggoyangkan penisnya maju mundur…. blep-blep-blep……aduuuuhhh….. mantapnyaaaa…… tenaganya sangat kuat dan berirama tetap…… membuat aliran-darahku menggelepar di sekujur tubuhku…….“Enaaaak, Maaaaasssss…….”, lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku sambil kukeluarkan lagi cairan hangat vegieku kesekian kalinya…… puaaaasssss sekali tiada taranya…….“aaaaaahhhhhhhh……….”, lenguhku……..“Lap dulu dong, Mbak Sariiii….. becek sekali nih….” pintanya…..Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya…… segera dia mengeringkan vegieku dan juga penisnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku…..“Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr…..” desahnya membuatku semakin terangsang……“Tembakkan saja, Massss……..”Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya…… sampai vegieku penuh dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu…….“Aaaaahhhhhhhh…….” Mas Har berteriak keenakan…… demikian juga dengan aku, kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi penisnya dengan cairan hangat kenikmatan vegieku……“Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr…….. Mbak Sari cintaaaaa banget sama Mas Har…….”“Aku juga Mbak….. selain Mbak Sari, tidak ada perempuan lain yang aku cintai di dunia ini …..”, aku tahu kata-kata ini sangat jujur…. membuatku semakin menggelinjang kenikmatan……“Terima kasih Mas Harrrrrr….. untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepada saya…..” Dengan tanpa melepaskan penisnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuh perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku…. dan aku kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap….. dengan Mas Har tengkurap di belakangku…..Mulutnya didekatkan pada telingaku…. nafasnya menghembusi tengkukku…. membuatku terangsang lagi……“Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sari….. Apa Mbak Sari juga puas?”“Tentu, Mas Har….. dari pagi tadi sudah sembilan kali vegie saya memuntahkan air hangatnya….. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!”“Terima kasih, ya sayaaaang…… aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sari seperti ini…….”“Boleh, Massss…. saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari….. kecuali hari Minggu tentunya….. Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu….”Mas Har melepaskan penisnya dari lubang vegieku, aku segera mengambil posisi terlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di sisiku….Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40…… sambil berpelukan dan berciuman erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua… dan kami pun tertidur sampai siang…..Sudah hampir jam satu ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya lapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi, rasanya dia tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki kesayanganku ini,“Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi sampai sore….”“Mmmm…” Mas Har menggeliat, “sudah jam berapa, istriku?”“Jam satu, suamikuuuu…..”, jawabku genit….“Makan-nya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sari tutup tadi….”Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas Har menggendong/mengangkatku ke ruang tamu.“Edhian tenan, koyok penganten anyar wae…..” kataku dalam hati…. (”gila benar, seperti pengantin baru saja”)….Selesai makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus-elus penis Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi…..Direbahkannya diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segera mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambil posisi miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan….“Mas sayaaang, kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya….., lebih terasa lho gesekan penis Mas Har di dalam vegie Mbak Sari nanti,” ajakku untuk membangkitkan rangsangan pada Mas Har….Kami tetap berposisi miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra. Kali ini Mas Har lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher, terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara yang kanan dipilin-pilinnya lembut…..Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak lagi ke bawah, ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesis nikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang vegieku, mengenai itilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat…, kukejangkan seluruh tubuhku, sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr…. kubasahi tangannya yang lembut dengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari vegieku…“Mas, masukkan sekarang, Masssss….. Mbak Sari udah nggak tahaaaannnn……”, pintaku manja…..Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi, kugenggam penisnya dan kusorongkan lembut ke lubang kenikmatan…..“aaaaahhhhhh…….” lenguhan kami kembali terdengar lebih seru…. Penis Mas Har baru masuk setengahnya dalam vegieku, dimajukannya lagi penisnya, dan kumajukan pula vegieku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa…..“Mas sayaaaang… maju-mundurnya barengan, ya…..”, ajakku sambil mengajari teknik senggama yang baru, kunamakan gaya ini “Gaya Miring”, dengan gaya ini kami berdua bisa sama-sama goyang, tidak sepihak saja…..Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba…. rasanya lebih enak dibandingkan pria di atas wanita di bawah…. Kulihat Mas Har merem-melek, demikian juga dengan diriku, penis Mas Har dengan irama teratur terus menghujam-mantap berirama di dalam liang kenikmatanku….. vegieku mulai tersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya…..“Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk……..”, aku agak berteriak sambil mendesis…….Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini…..“Ganti gaya, Maaaasssss…. cabut dulu sebentar…..” ajakku lagi, sambil kuputar tubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har memelukku kuat dari belakang, sambil meremas lembut kedua tetekku, kuangkat kakiku sebelah, dan kuhantar lagi penisnya memasuki vegieku……“aaaaaaaaahhhhhhhhhhh…. enak, Mbak Sariiiiii……., gesekannya lebih terasa dari yang tadiiiiii…..” Mas Har mendesah nikmat…..Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkan penisnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya…………Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini……“Mbak Sari, siap-siap yaaa…. rudalku hampir nembak….”Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya……“Aaah, aaah, aaahh….” Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninya dengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding-dinding rahimku….. setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku…..“Aaaaaaaa………” aku berteriak panjang sambil kusemburkan juga air vegieku……Tenaga kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus terasa….. tanpa melepaskan pelukan dan juga penisnya, masih dengan posisi miring, kami tertidur lagi beberapa menit… sampai semua getaran mereda……Jam tiga sudah lewat…. berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dan kakak-kakak Mas Har pulang dari kerja…..“Mas, bangun, Mas…. sudah jam tiga lewat….. saya kan mesti membereskan kamar ini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu…..”“Mandi bareng, yok….. di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?” ajaknya….Dicabutnya penisnya dari lobang vegieku yang sudah kering, aduuuhhhh enaknya…… Aku pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit dan memelukku, menciumku, menggelitiki tetek dan vegieku, kembali birahiku naik….. Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman, merangkul kuat…. Dengan posisi berdiri kembali penis Mas Har mengeras bagai batu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke vegieku. Dengan tubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kami bersenggama lagi…… bagai geregetan, Mas Har kembali menggerakkan penisnya maju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yang perkasa…..“Mas, sabunan dulu, ya sayaaaanggg….”, tanpa melepaskan kedua alat kelamin kami, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka-rangsangan….“Lepas dulu, ya sayaaanggg…. kuambilkan handuk baru untuk kekasihku…..”, Mas Har melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian, dan diambilnya dua handuk baru, satu untukku satu untuknya… Selesai handukan, aku bermaksud mengambil dasterku untuk berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudah selesai…..“Eiittt, tunggu dulu, istriku….. Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi di liang hangat cinta kita……”……Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini….. kuhitung-hitung sudah 12 kali aku menyemburkan air vegie sedari pagi tadi……Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang… biar Mas Har menindihku dari atas…..Kami bersenggama lagi sebagai hidangan penutup….. dengan “Gaya Sederhana” pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang melindungi kepasrahan wanita…. Mas Har terus menggoyang penisnya maju-mundur…..Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus dengan mantapnya maju-mundur begitu kuat…..“Mas Har, Mbak Sari sudah mau keluar lagiiiiii……”, kukejangkan kedua kakiku dan sekujur tubuhku…..“Mbak, aku juga mau keluar sekarang……”, dalam waktu bersamaan kami saling menyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing……“Enaaaaaaaaaaakkkkkkk, Mas Haaaaaarrrrrr…….”“Puaaaaassssss, Mbak Sariiiiii……….”Mas Har langsung ambruk di atas tubuh telanjanganku, waktu sudah hampir jam empat….. semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya…..“Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Sari mau siap-siap dulu ya, sayaang…”Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut penisnya…. “Hari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidupku, Mbak Sariii… Bagaimana aku akan sanggup melupakannya?”Kupakai dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har…. segera aku lari menuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari lubang vegieku yang agak bonyok…..Kukenakan celana dalam, rok dalam, beha, rok panjang, dan blus berlengan panjang, rambut kusisir rapi, kusanggul rapi ke atas…. semua ini untuk “mengelabui” Ibu Sumiati dan kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lain kehidupanku sebagai seorang Ratu Senggama.Demikianlah… selanjutnya hari-hariku selalu ku isi dengan persenggamaan yang kian hari kian liar, kian panas, dan kian bervariasi dengan Mas Har, pangeran cintaku yang tampan dan perkasa. Pertempuran kami berlangsung di banyak tempat di seluruh penjuru rumah… bahkan tak jarang Mas Har sengaja mencegatku di saat-saat aku berbelanja keperluan bulanan di Pasar Kota. Hotel dan Losmen yang ada di kota selalu menjadi tempat persinggahan kami untuk menuntaskan dendam birahi kami…Hanya saat Mas Har harus kuliah dan saat dia mengantar hasil job-job sampingannya saja yang dapat menunda pertempuran kami…Mas Har memang ngotot mengambil job sampingan yang bisa tetap dikerjakan di rumah, karena dia ngotot ingin menabung supaya bisa membeli rumah sendiri dan membiayai kehidupannya kelak dengan calon istri tercintanya……. aku.

KEBESARAN ATAU KEBETULAN?



INI ADALAH FOTO YANG SAYA DAPATKAN DARI SITUS PRIMBON DISANA DAPAT DILIHAT GAMBAR AWAN YANG BERBENTUK TULISAN "ALLAH" DAN "MUHAMAD" DI DUA POTO TERSEBUT DI AMBIL DI DUA LANGIT DAN WAKTU YANG BERBEDA MENURUT KALIAN SEMUA APAKAH ITU ADALAH KEBESARAN TUHAN? ATAU MUNGKIN HANYA SUATU KEBETULAN SAJA?

APAKAH INI HANTU??

INI GAMBAR SAYA AMBIL DARI SITUS PRIMBON KATANYA SIH FOTO INI DI AMBIL DARI VIDEO IKLAN SCTV SATU UNTUK SEMUA! DAN RUMORNYA DI FOTO ITU ADA HANTUNYA MENURUT KALIAN GIMANA TUH???

APA NASIB GENERASI KITA SEKARANG?

ini contoh pemuda sekarang miras,narkoba dan sex bebas itu sudah biasa,mohon maaf bukan saya bermaksud untuk memfoskan seseorang namun saya cuma ingin tau pendapat kalian semua apakah bisa di anggap wajar hal-hal seperti ini terjadi ??? apa yang harus kita perbuat? geng-geng motor merebah di mana-mana apakah generasi penerus kita akan seperti ini terus!!!!?

LIHAT KARAKTER SESEORANG


menurut kalian semua, tipe cw ini seperti apa yakh???
dan menurut kalian semua apakah karekter seseorang bisa dilihat dari depan saja????http://www.friendster.com/

A verdadeira história de Jack, the Ripper

A verdadeira história de Jack, the Ripper

A verdadeira história de Jack, the Ripper

A verdadeira história de Jack, the Ripper

Kamis, 16 Juli 2009

contoh artis yang tidak baik

foto ini saya download dari salah satu situs saya bukan bermaksud untuk menampilkan fornograpi namun saya ingin menyam paikan salah satu pesan bah wa tidak semua public pigur kita bisa kita jadikan contoh sudah banyak contoh artis-artis kita yang kurang baik untukdi contoh misalkan sex di luar nikah narkoba kekerasan dan masih banyak lagi
yang jadi pertanyaan besar adalah mengapa mereka bisa melakukan itu apa karna mereka sudah jenuh dengan dunia seleb??

gosip baru-baru ini indera bekti sudah punya pacar dan ia mamerin foto nya si doi
kabarnya lagi doi nya lagi kuliah di malaysia yang jadi pertanyaan kenapa indera baru sekarang mamerin itu? apa karna ia takut di sebut ga laku? kenapa juga ia ga pernah terlihat jalan ma si doi?

 

Daftar Blog Saya

Followers

Copyright © 2009 by OPSI PERKEMBANGAN JAMAN
Themes : Magazine Style by Blogger Magazine